Judul ini terinspirasi dari postingannya @ummikiky di Instagram. Liat postingannya membuat hasrat menulisku muncul, hahahaa.. Mau cerita dan sharing aja sih sebenernya, karena pas baca langsung mikir "ooh iya juga ya..". Jadi saya mau sharing aja nih gimana cerita parenting saya sama suami.
Apa sih yang dimaksud hutang pengasuhan ini? Jadi cara kita diasuh sama orang tua kita dulu, itu saaaangat berpengaruh sama pola pikir dan sikap kita ketika setelah menikah dan punya anak. Saya kasih contoh dengan mengutip postingan @ummikiky ya.. Kalo hutang pengasuhan dalam diri seseorang udah lunas, dia bisa memberikan pola asuh yang baik ke anaknya. Ada lagi yang memiliki lebih banyak hutang pengasuhan, jadi pribadi yang tempramental, suka menghindari masalah, atau belum paham benar tugas untuk mengimbangi pasangannya. Nah, kurang lebih itu yang dimaksud hutang pengasuhan. Semacam efek dari apa yang ga didapat waktu kita kecil, kayak innerchild gitu lah ya.
Di kisah saya, ini nyata banget. Jadi setelah kak Nay lahir ke dunia, kontribusi suami dalam ngurus anak itu kurang. Mau sih mau, tapi harus diminta tolong dulu, ga ada inisiatif buat bantu. Saya sampai sempet babyblues lho, malem malem setelah kak Nay tidur saya pindah kamar, nangis di pojokan dalam gelap, tanpa suara. Atau pas lagi mandi, saya nangis sambil duduk di kloset. Terjadi beberapa kali, tapi ga lama.
Pola asuh yang suami terapin makin keliatan pas kak Nay makin besar, udah banyak polah lah yaa.. Namanya anak-anak.. Tempramental banget dan bisa dibilang bapak yang galak lah. Setiap saya coba tahan biar ga marah ke kak Nay, saya ikut kena marah juga. Hahahaa.. Saya baca banyak artikel parenting, belajar pelan-pelan. Lalu saya ajak ngobrol suami, minta tolong biar lebih sabar, biar bisa bonding juga kan ke anaknya. Karena kak Nay itu sampai ga mau ngomong lho ke bapaknya, saking takutnya. Suami saya kasih tau artikel yang dia perlu tau, trus suatu ketika dia jawab "panda ga pernah begitu waktu kecil". Hmm.. oke saya tau jawabannya.
Karena udah baca artikel, saya tau kalo pola asuh itu berulang. Apa yang kita dapet dari orang tua kita, akan kita terapin juga ke anak kita. Akan begitu seterusnya. Pilihannya mau stop di kita atau dibiarin aja sampai anak cucu cicit kita? Akhirnya saya ajak diskusi pelan-pelan, kasih tau efeknya kalo anak dikerasin, dan qodarullah itu keliatan dari sikapnya kak Nay. Ada kejadian yang bikin suami sadar, bahwa sikapnya salah. Bahwa anak butuh sosok orang tua yang baik, untuk melahirkan anak yang baik juga.
Lalu, kita jadi kayak sekarang salah orang tua kita dong? Ya ga juga.. Saya kutip dari IGSnya @ummikiky yaa..
Tentang Qadha dan Qadar.
Bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita ada ketetapannya. Tetapi respon kita terhadap ketetapan itu yang akan diminta pertanggungjawabannya.
Misalnya, kita terlahir dari keluarga yang kurang harmonis. Ini adalah ketetapan Allah. Amal kita gak berkurang karena ketetapan ini.
Respon kita terhadap ketetapan ini, misalnya mau ngedumel sepanjang hidup, atau mau mencoba memaafkan dan memperbaiki sikap nantinya yang akan dihitung nantinya.
Kita masing-masing mungkin punya hutang pengasuhan, butuh waktu dan kesabaran untuk melunasinya. Buat pasangan ya saling melengkapi dan mengingatkan aja kali ya. Saling memperbaiki diri demi buah hati tersayang. Tetap sabar walaupun pasangan belum juga berubah. Katanya mah, kesabaran itu proposal ke Allah untuk membolak balikkan hati pasangan. Iya juga ya, hehehee.. Saya dan suami pun masih berusaha, masih suka debat soal pola asuh anak-anak. Kadang eling kadang ga. Hahahaa.. Tapi alhamdulillah sekarang udah jauuuhh lebih baik. Bismillah terus belajar jadi orang tua dan kasih yang terbaik buat kak Nay & Arga. Semoga ketika kalian besar nanti, ga ada hutang pengasuhan ya ❤
No comments:
Post a Comment