Thursday, 20 June 2024

Jadi Istri & Ibu = Belajar & Bersabar

Suatu hari postingan ini lewat di beranda Instagramku, sebuah post dari akun @happyummiy. Setelah dibaca, relevan sekali dengan hidupku sehari-hari. Dan tentu relevan juga untuk semua perempuan berstatus istri dan ibu. Isi postnya begini :

--------------------------------

Istri.. Ibu..
Hari-harinya tentang dua hal ini


Belajar dan Bersabar


Belajar terus patuh kepada suami walau tak jarang dihadapkan dengan hal-hal yang mengecewakan diri.

Bersabar dengan kekurangan suami dan bersabar untuk terus mendoakan kebaikan untuknya.


Belajar memahami lebih dalam anak-anak kita, agar kita tidak mudah membanding-bandingkan mereka.

Bersabar menghadapi tangisan bahkan teriakannya.


Belajar untuk terus berupaya menjadi istri yang baik & fokus memenuhi hak pasangan.

Bersabar walau hak diri belum terpenuhi.


Belajar untuk terus berupaya menjadi ibu yang baik, yang pandai meregulasi emosi.

Bersabar sebab 'tubuhku adalah dunianya', walau tak jarang ibu lupa dengan dirinya.


Dan teruuuss..

Belajar & bersabar

Untuk banyak hal lainnya..


Ibu.. Tetaplah menjadi sinar di rumahmu, walau tak sekali air mata membasahi pipimu.

Allah melihat upayamu, Allah menilai lelahmu, untuk semua hak diri yang belum kamu dapatkan, kembalikan lah kepada Allah, agar Allah penuhi semua hakmu, tetaplah menjadi istri & ibu yang terus berupaya mempersembahkan yang terbaik untuk keluarga, walau mungkin sedikit sekali apresiasi yang terdengar di telinga..

-------------------------------

Hati jadi tenang ya kalo semuanya balik lagi ke Allah, seperti yg ditulis di bagian akhir. Ga mungkin yang kita rasain itu happy terus, namanya juga hidup. Ada up and down-nya. Ada kalanya aku merasa sangat lelah. Ada kalanya aku mau ninggalin semuanya sejenak.Terlebih lagi aku hanya IRT, jenuhnya ga cuma sebatas rutinitas aja. Tapi lebih sering ada di rumah juga bikin jenuh. Mau ngeluh juga ya gimana? Merasa sedih juga rasanya usahaku belum maksimal.

Jadi kalo lagi down, aku baca lagi tulisannya Happyummiy, biar aku kuat lagi. Yuk bisa yuk ikhlas jalaninnya. Boleh berhenti sejenak kalo lelah, luapin emosinya dengan cara yg baik, tapi jangan lupa buat bangkit lagi untuk kejar ridho Allah.

Sehat-sehat selalu buat semua perempuan yang menjalani peran sebagai istri & ibu 😊

Thursday, 21 September 2023

Memberdayakan Diri

Kayaknya hampir semua ibu pernah ya merasa dirinya 'hilang', terutama para ibu rumah tangga. Saya pun merasa seperti itu beberapa waktu lalu, saat anak kedua saya mulai masuk SD. Karena jam pulangnya cukup lama (di atas jam 12 siang) dan yang paling kecil lagi asyik main sendiri, saya jadi bingung mau ngapain.

Saat itu saya benar-benar merasa diri saya 'hilang'. Saya merasa tidak memiliki kemampuan tertentu atas dasar diri saya sendiri, bukan sebagai seorang ibu. Kalo ibu bekerja kan kemampuan atas dirinya sendiri diakui di kantor ya, kalo ibu rumah tangga tuh ga ada. Sungguh, seorang ibu rumah tangga tuh butuh pengakuan juga ya ternyata 😅

Sempet cari-cari info tentang Virtual Assistant, tapi sepertinya harus belajar lagi karena tetap butuh skill kan. Sempet cari info tentang freelancer juga, tapi seflexible apapun jam kerjanya kayaknya ga memungkinkan buat saya. Cukup frustrated juga saat itu, karena pengen banget melakukan sesuatu yang saya suka ngerjainnya dan cukup berguna. Dapet cuan bukan tujuan utama, yang penting saya bisa melakukan hal yang sesuai sama kemampuan saya sendiri. Sebagai seorang Olivia, bukan ibunnya anak-anak. Semoga ngerti yaa maksud saya..

Akhirnya memutuskan untuk join Shopee Affiliate dan serius bikin konten di aplikasi Lemon8. Lalu apakah rasa kehilangan jati diri itu hilang? Yup. Benerin lagi second account IG, bikin konten juga di situ. Tapi yang paling bikin semangat ya ngonten di Lemon8. FYI, Lemon8 itu semacam sosmed untuk sharing, Jadi isi kontennya tentang tips, review, sharing apapun. And it's definitly me! Saya merasa "oh oke, aku suka dan ini sih bisa aku lakuin". Di Lemon8 saya ga punya temen sama sekali, jadi ga ada followersnya. Cuma mikirnya, yaudah gpp yang penting aku bisa melakukan sesuatu aja. Ternyata insightnya baguus, apalagi kalo sharing bekal anak-anak, viewersnya bisa ribuan. Trus dikasih kesempatan buat join grup creator gitu, jadi bisa saling sharing, dapet temen baru, jadi punya followers juga. Ada campaign juga (berhadiah lho), jadi semangat banget bikin konten. Dan bener-bener ngasah kreativitasku sebagai diriku sendiri. Saya jadi ngerasa 'baru' lagi, melakukan hal di luar rutinitas sebagai ibu.

Satu hal yang kayaknya suatu saat nanti kalo ada kesmpatan mau banget buat belajar, yaitu voice over. Ga tau ya, kaliatannya seru aja gitu. Hahahaa.. Random banget kan.. Tapi semoga bisa terwujud sih, aamiin..

So, buat para ibu yang lagi ngerasa hilang jati dirinya, yuk bisa yukk.. Coba cari hal yang disuka & memungkinkan untuk dilakukan. Semangaaaatt 🙋

Thursday, 10 August 2023

Pesan untuk Anak-anakku Tentang Pasangan

Beberapa waktu lalu kakak cerita kalo temannya punya crush, kakak kelas. Kakak ditanya sih katanya ga punya, entah emang ga ada atau masih malu buat ngakuinnya. Tapi trus kepikiran buat ngasih wejangan ke anak-anak soal mencari pasangan. Berhubung usianya belum pas buat dikasih wejangan ini, jadi saya tulis di sini dulu deh ya, biar nanti kalo udah saatnya tinggal baca ulang. Biar ga lupa apa yg mau diomongin intinya mah 😄

------------------------------

Dear anak-anakku, Ibun punya pesan tentang mencari pasangan buat kalian ya. Semoga pesan Ibun ini bermanfaat buat kalian kelak.


Untuk kak Nay & Rania..

Carilah pria yang ibadah dan adabnya baik. Kalo ilmu agamanya baik juga, lebih oke lagi. Karena kalo pasangan kalian ibadah & adabnya baik, insyaaAllah mereka tau cara memperlakukan kalian dengan baik.

Jadi perempuan ga harus mengubur mimpi & cita-cita lho ya. Kalo kalian punya mimpi dan cita-cita yang tinggi, go ahead. Maka dari itu, cari pasangan yang bisa support kalian dengan tulus. Yang nantinya bisa bertukar peran dalam mengurus rumah tangga (anak & urusan rumah) saat kalian butuh waktu untuk mencapai mimpi kalian. Tapi tetap utamakan keluarga ya..


Untuk mas Arga..

Cari wanita yang ibadah dan adabnya baik juga. Yang mau dibimbing untuk mencapai ridho-Nya. Juga yang bisa support untuk segala kebaikan dan kewajiban yang harus mas lakukan. Carilah pasangan yang mau berjuang bersama untuk mencapai tujuan kalian.


Ibun doakan.. Semoga kak Nay, mas Arga dan Rania mendapatkan pasangan yang shalih/ shalihah, berakhlak baik, dan mampu mendukung satu sama lain. Aamiin..

-------------------------------

Saya dan suami masih banyak kekurangannya sebagai pasangan, karena itu mencoba kasih wejangan buat anak-anak dengan harapan hidup mereka jauh lebih baik nantinya. Boleh kan yaa sebagai ibu berharap yang terbaik buat anak-anaknya 😊

Wednesday, 5 July 2023

Overthinking

Yup, dulu saya itu anaknya overthinking banget. Yg kalo lagi kumat, bisa sampai mual & mules karena pikiran. Banyak hal yang bisa bikin saya overthinking, terutama penilaian orang lain terhadap saya.

Setelah saya pikir-pikir, mungkin ini faktor masa kecil saya. Dulu ibu saya suka bilang, "malu sama orang kalo berantakan, kalo ga bersih, ga rapi (dalam berpakaian), harus baik dan sopan, dll". Jadi saya berusaha tampak sempurna di mata orang lain. Saya berusaha untuk baik atau menyenangkan untuk orang lain, walaupun kadang sebenarnya saya ga mau. Dan akhirnya jadi ga enakan sama orang lain. Sebenarnya ga sepenuhnya salah ibu saya mendidik seperti itu, tapi saya ga belajar kapan harus bilang tidak, atau bodo amat sama penilaian orang lain. Jadi insecure sama diri sendiri kalo ga jadi orang baik dan berujung overthinking.

Tapi semakin dewasa (baca : tua) dan udah ngelewatin berbagai macam masalah, jadi sadar ngapain jadi orang yang overthinking. Kadang orang lain yg kita pikirin juga belum tentu mikirin kita, heeyy 😂

Sekarang udah bisa lebih menerima, bahwa orang lain bebas menilai kita seperti apa. Kalo mereka ga bisa terima kita ya gpp. Yg jalanin hidup kita ya kita sendiri, bukan orang lain. Pernah baca tulisannya mbak @ayankirma (on IG), katanya :

"Nggak semua orang akan tulus, mau atau bisa menyukaimu. dan itu nggak apa-apa. Nggak bisa dipaksa.. Karena kamu akan disukai, dicintai dan dihargai dengan tulus di tempat dan di hadapan orang-orang yang tepat. Pertahankan hal-hal yang bisa membuatmu bahagia, selebihnya nggak usah terlalu dihayati dan dipedulikan. Ajak kerjasama jiwa dan raganya, biar dia selalu sehat karena masih banyak orang-orang baik dan hal-hal baik yang akan menunggumu".

Jadi sekarang kalo ada yg anggep saya jahat, ga perduli atau sifat negatif lainnya yaudah ga saya pikirin amat. Yg penting saya yakini apa yg saya lakukan ada alasannya, ga ujug-ujug mau jahat aja gitu. Kalo ada yg ngomongin jelek juga yaudah, ga perlu jelasin juga kenapa saya begitu. Kalo menurut amalannya Ali bin Abi Thalib mah ya, "Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yg menyukaimu tidak butuh itu. Dan yg membencimu tidak akan percaya itu". Mau saya jelasin gimana juga kalo ga suka ya dianggepnya alasan aja kan. Tapi kalo tulus sama saya ga perlu dijelasin juga tau sikap saya seperti itu kenapa (kalo ga tau pun nanya, ga suudzon ambil kesimpulan sendiri 😁).

------------------------------------

Pernah kejadian, saya dibilang cari muka. Karena diliatnya sekilas, ga keseluruhan peristiwanya gimana. Awalnya gemes sih, ky pengen jelasin kejadian yg sebenernya gimana. Kalo saya yg dulu pasti udah mual mikirin orang lain salah paham sama saya, tapi sekarang udah ga lagi. Demi kesehatan jiwa raga, kuhempaskann overthinking itu. Pokoknya cukup saya & Allah SWT yg tau persis apa yg terjadi. Lagian kalo dijelasin juga belum tentu percaya kan, lha wong mereka ga suka sama saya. Mau saya gimana juga salah aja di mata mereka mah.

------------------------------------

Yaa namanya juga hidup lah ya, banyak suka dukanya. Bukan tugas kita juga biar orang lain mau nerima kita. Ku cuma bisa bilang buat yg masih suka overthinking, ga usah dipikirin shayy. Yakin deh, hidup kita jadi lebih tenang dengan bodo amat sama hal-hal ky gitu. Fokus aja sama orang-orang yang sayang tulus sama kita, fokus sama hal-hal yg bikin kita happy, ga usah buang energi buat hal-hal negatif.

Terima kasih yaa udah baca keluh kesahku, see you on next post!

Wednesday, 22 March 2023

Bagaimana Respon Kita?

 



Beberapa waktu lalu lihat gambar di atas seliweran di feed IG saya. Tetiba aja pengen share pendapat saya tentang hal tersebut.

Menurut saya poin hal di atas betul, yaitu jangan komentar tentang hidup orang lain. Tapi respon si penerimanya menurut saya ga harus begitu..

Kalo lihat respon si penerima dari keempat cerita di atas jadinya kaya' ga bersyukur sama hidupnya ga sih? Misal case yang pertama, temannya bilang kalo gajinya terlalu kecil. Karena dia kurang bersyukur, lalu mengiyakan omongan temannya, protes lah dia ke bossnya. Padahal bisa juga kita merespon dengan, "itu kan menurut kamu, menurutku ini udah cukup kok". Pasti ga akan berakhir diPHK. Respon baik pasti akan merubah hasil dari ketiga cerita lainnya.

--------------------

Terkadang cerita hidup kita bergantung dari cara kita merespon pendapat atau sikap orang lain. Karena pada dasarnya hidup adalah pilihan, termasuk cara kita merespon pendapat orang lain tentang hidup kita. Dan jangan sampai kita jadi menyalahkan orang yang sayang atau perduli sama kita. Misal di case ketiga, ya kali cuma karena ga dibeliin hadiah suaminya ga sayang sama istrinya? Bentuk kasih sayang kan ga cuma hadiah, mungkin aja hal baik dari si suami bantuin istrinya dalam urusan rumah tangga. Gara-gara kemakan omongan orang lain, kita jadi ga bersyukur dan kebaikan dari orang yang sayang sama kita jadi ga keliatan.

Naudzubillah min dzalik.. Semoga kita selalu dijauhkan dari segala penyakit hati dan dijadikan hamba yang selalu bersyukur yaa 😊